Foto ini di ambil pada tanggal 6
Desember 2013. Dalam foto tersebut terlihat para pedagang sedang menunggu
penumpang turun dari bus Kawan Kita tujuan Blitar-Nganjuk. Barang yang
diperdagangkan ini berupa makanan dan minuman seperti tahu goreng, kacang,
mente, dan lain sebagainya. Mereka menjual dagangannya dengan harga dua kali
lipat dari harga biasanya. Ketika para penumpang turun, penjual dagangan ini
menawarkan dagangannya. Sopir dan kondektur bus tersebut membiarkan saja dengan
apa yang dilakukan oleh pedagang tersebut. Setelah para penumpang turun semua,
pedagang ini masuk ke dalam bus dan menawarkan dagangan mereka kembali kepada
penumpang yang masih berada di dalam bus. “Tahu,
tahu, tahu.. manisan, kacang, mente… mizone, sprite..” begitulah cara
menawarkan pedagang tersebut. Pedagang yang mengantri di depan pintu bus itu
saling bersaing. Mereka mendahului satu sama lain.
Foto ini juga diambil pada tanggal 6
Desember 2013. Foto tersebut memperlihatkan transaksi antara pedagang dan
pembeli yaitu penumpang dari bus. Penumpang tersebut berasal dari bus Kawan
Kita jurusan Blitar-Nganjuk. Dia setelah turun dari bus, membeli air minum
kepada pedagang yang ada di bus. Pedagang tersebut bernama Pak Yono. Pak Yono
ini berdagang sudah lama, sudah 20 tahun Pak Yono berdagang di bus. Rumah Pak
Yono di Ngronggo, Kediri. Umur Pak Yono sekarang 56 tahun. Barang dagangan yang
dijual adalah minuman, permen, dan makanan seperti tahu, kacang, mente, dan
sate bekicot. Harga yang ditawarkan oleh Pak Yono sama seperti pedagang lain
yaitu dua atau satu setengah kali lipat dari harga biasanya. Kata Pak Yono laba
ini sebagai ganti rugi beliau mengangkat dan berjalan ke sana kemari untuk
menawarkan dagangannya. Laba yang didapat Pak Yono sekitar Rp. 100.000,00. Pak
Yono berangkat dari rumah pukul 07.00, setelah anak-anaknya berangkat ke
sekolah. Pak Yono harus menghidupi 3 anak dan seorang istri. Pak Yono langsung
menuju ke Terminal Tamanan Kediri. Pak Yono ini berdagang hanya menetap di
terminal saja. Pak Yono pulang sore sekitar pukul 17.00. Pak Yono bercerita
kepada saya bahwa beliau pernah ke Malang untuk berjualan pada acara Festifal
Bunga yang ada di Batu. Beliau berangkat pukul 03.00 pagi dengan mengendarai
sepeda motor lewat Blitar. Sampai Batu sekitar pukul 06.00 pagi dan langsung
mempersiapkan barang dagangannya.
Foto ini diambil pada
tanggal 5 Desember 2013. Terlihat dari foto tersebut seorang pedagang sedang
menawarkan dagangannya di dalam bus. Pedagang tersebut bernama Pak Nar. Pak Nar
ini bertempat tinggal di Ngadiluweh, Kediri. Pak Nar ini menghidupi satu istri
dan 2 anak. Anaknya masih pada tingkatan SMP dan SD. Banyak sekali kendala yang didapat
oleh Pak Nar. “Masio gag direken karo
wong-wong, aku tetep nawarne daganganku, Mbak. Lek gak ngono daganganku yo gag
laku, gak iso oleh dhuwit” (meskipun tidak diperhatikan sama orang-orang, saya
tetap menawarkan dagangan saya, Mbak. Kalau tidak begitu dagangan saya ya tidak
laku, tidak bisa memperoleh uang), ujar Pak Nar. Jadi, kesulitan yang di dapat
Pak Nar tetap dihadapi oleh beliau agar mendapatkan uang untuk menghidupi
keluarganya.
Pak Nar ini berdagang sudah sejak 15
tahun yang lalu. Pak Nar berdagang di bus Kawan Kita jurusan Blitar-Nganjuk. Saat
berdagang Pak Nar hanya menetap di Terminal Tamanan, Kediri. Banyak persaingan-persaingan
antara pedagang di bus ini. Tetapi Pak Nar mempunyai strategi sendiri untuk
mengatasi persaingan ini. Pak Nar berkata “ngeneki
lek pengen intuk dhuwit akeh yo kudu iso cepet-cepet marani bus sing teko ndek
terminal, Mbak. Lek gak ngono yo kalah. Tapi biasane wong-wong enek sing
ngalah, podo ngerteni, podo-podo golek dhuwite”. (begini kalau ingin dapat
uang banyak ya harus bisa cepat-cepat mendekati bus yang dating ke terminal, Mbak.
Kalau tidak begitu ya kalah. Tapi biasanya orang-orang ada yang mengalah,
saling pengertian, sama-sama cari uangnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar